PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I bersama PT Kimia Farma Tbk. menjalin kerja sama pemanfaatan ruang. Nantinya, ruang tersebut akan digunakan sebagai layanan kegiatan farmasi dan kesehatan lainnya.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan dalam skema perjanjian, kedua belah pihak menyepakati lima bandara sebagai proyek percontohan, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali (DPS), Bandara Juanda, Surabaya (SUB), dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar (UPG).

Setelah itu, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan (BPN). Terakhir, Bandara Internasional Yogyakarta – Kulon Progo (YIA).

“Dalam tahap awal ini, kami menjajaki potensi kerja sama di lima bandara pilot project, dengan luas total fasilitas yang disepakati yaitu kurang lebih 538 meter persegi,” jelasnya melalui siaran pers.

Faik berharap ke depannya, layanan Apotek Kimia Farma dapat hadir di bandara-bandara lainnya. Terlebih pada masa pandemi seperti sekarang ini. Pada masa pandemi saat ini, masyarakat sangat membutuhkan layanan kesehatan yang dapat dijangkau dimanapun.

“Kerja sama yang merupakan sinergi BUMN ini tidak hanya menguatkan partnership antara Angkasa Pura I dan Kimia Farma, tetapi juga akan mampu memberikan nilai tambah dan mendorong peningkatan kualitas pelayanan penumpang di bandara-bandara milik Angkasa Pura I,” terangnya.

Faik memaparkan pandemi global Covid-19 menyebabkan perubahan dalam tatanan hidup sehari-hari, termasuk dalam transportasi, khususnya transportasi udara. Karena itu, terdapat beberapa penyesuaian persyaratan penerbangan.

Utamanya adalah dengan melengkapi diri dengan dokumen kesehatan. Bandara AP I setiap harinya melayani ribuan penumpang sehingga dituntut untuk dapat menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap.

“Untuk itulah, saya menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman dengan Kimia Farma ini. Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk dapat selalu memberikan layanan prima kepada penumpang dan pengguna jasa bandara,” tekannya.