(021) 4514 151 0811 1991 8888

Butuh informasi lebih lanjut? Hubungi Kami.

Sequis Rambah Asuransi untuk Gangguan Mental

26 September 2022

Gangguan mental masih sering dianggap tabu, bahkan dalam masyarakat dikorelasi sebagai ‘gila’ sehingga banyak dari penderita yang seharusnya sudah pada tahap harus diobati malah semakin parah. Gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD) sering menyerang usia muda dan berpotensi memburuk seiring pertambahan usia penderitanya.
Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha mengatakan OCD kerap menyerang usia muda dan masyarakat perlu peduli agar tingkat gangguan mental tidak terus bertambah. Ivan meyakinkan karena usia milenial hanya datang sekali maka perlu membantu penderita gangguan mental untuk berani terbuka.
Selain itu, lanjutnya, para penderita gangguan mental harus mau mendapatkan pengobatan agar tidak bertambah parah. Dalam hal ini, tambahnya, MiPOWER by Sequis mendukung milenial untuk hidup sehat secara fisik maupun mental dengan menyediakan asuransi kesehatan MiPROTECTION yang memiliki manfaat perlindungan untuk gangguan mental.
“Seperti OCD, bipolar, dan skizofrenia. Perlindungan berupa pertanggungan konseling untuk tiga gangguan mental tersebut,” sebut Ivan, dikutip dari keterangan tertulisnya.
MiPROTECTION merupakan perlindungan asuransi yang mencakup kesehatan, mental, kecelakaan, disabilitas, penyakit kritis, dan jiwa yang berlaku di seluruh dunia. Selain mendukung konseling gangguan mental, MiPROTECTION juga memiliki fasilitas no claim discount dan renewal discount.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, obsesi pada penderita OCD didefinisikan sebagai pemikiran-pemikiran, dorongan, dan gambaran yang mengganggu, tidak diinginkan, dan terjadi secara terus menerus hingga menimbulkan kecemasan.
Dokter psikiater RS Premier Bintaro Ria Maria Theresa mengatakan OCD berasal dari kata Obsesif dan Kompulsif yang berarti pikiran serta perilaku seseorang yang akan terjadi terus menerus secara berulang-ulang. Contohnya, setelah mengunci pintu, seorang pengidap OCD biasanya akan mengecek berkali-kali demi memastikan bahwa pintu terkunci.
“Penderita OCD biasanya mempunyai satu tema atau pola tertentu lalu melakukan tindakan secara kompulsif. Hal ini terjadi karena pengidap OCD tidak dapat menyaring pemikirannya, misalnya pada kasus Rina, tentang kuman. Pengidap tidak akan bisa berhenti berpikir tentang kontaminasi kuman sampai menimbulkan keresahan dalam dirinya,” ucapnya.
Ria menambahkan pengidap OCD ada yang menyadari dirinya mengidap OCD. Pengidap OCD mengetahui penyebab obsesinya dan menyadari bahwa hal yang menjadi obsesi tersebut kerap tidak masuk akal. Tetapi, ada juga yang belum menyadari, mengabaikan, atau tidak mau mengakuinya.
“Sebagian besar mengabaikan gangguan pada dirinya karena takut diberi label gangguan mental dari lingkungan sekitarnya. OCD bisa disebut gangguan mental bila ada distres dan disfungsi yang menyebabkan pengidapnya merasa tersiksa, tidak nyaman, hingga menganggu fungsi dalam kehidupannya,” pungkasnya.
(ABD)
Sumber: medcom.id

• Redaksi

Suka dengan artikel ini? Bagikan artikel ini ke sosial media Anda.

© 2022.   Hak Cipta oleh    Dilindungi Undang-undang